Senin, 29 Juni 2009

NGENTOT DENGAN SPG



Oleh : NN



Pada kisahku yang lalu, aku ceritakan pengalaman hidupku dalam bidang sex masa kanak-kanakkanakku. Kali ini akan kukisahkan pengalaman sex ku beberapa bulan yang lalu dengan seorang SPG.

Namaku Dony. Saat ini usiaku menginjak kepala 4 tepatnya 40 tahun. Saat ini aku bekerja di sebuah perusahan swasta di kotaku yakni Kota D di Propinsi B. Jadi aku masih tinggal di kota yang sama ketika pengalaman sex ku waktu masih kanak-kanak. Dan aku masih tinggal di Desa yang sama saat kejadian sex masa kecilku. Hanya saja aku tidak tinggal di losmen itu lagi, tapi disebelah losme itu kira-kira 100 meter.

Baiklah, kumulai saja pengalaman sex ku yang baru saja terjadi beberapa bulan yang lalu.

Saat itu pertengahan bulan Oktober tahun 2008 (hari, tanggal tepatnya aku tidak ingat, maklum aku tidak suka menulis buku harian. Apalagi daya ingatku sudah agak menurun).

Hari itu tidak biasanya aku duduk di kursi meja kerja temanku yang paling depan dan langsung beradapan dengan pintu keluar. Saat itu kantorku ramai kedatangan klien yang berhubungan dengan kantorku. Tugasku sendiri saat itu tidak banyak sehingga aku agak santai.

Saat itu dari pintu depan masuk seorang gadis belia berumur kira-kira 18 tahun. Pakaian atasnya adalah kaus berwarna pink. Tapi yang pertama dilihat oleh mataku adalah selangkangannya. Gadis ini pakai celana panjang selutut agak ketat dengan bahan yang agak lentur sehingga mencetak bentuk tubuhnya. Tentu mataku yang nakal ini tertuju keselangkangannya karena bentuk pepeknya tercetak jelas saking ketatnya celana tersebut.

"Pagi Oom, saya menawarkan barang-barang ini", katanya ramah.

Oh, seorang SPG (Sales Promotion Girl) rupanya.

"Ya, ada apa?", aku pikir salah seorang klient yang ada hubungan bisnis dengan kantorku, eh ternyata SPG.

"Ini Oom saya jual sepatu, ada juga dompet dan tas untuk istrinya", katanya ngoceh disertai senyuman manis khas seorang SPG. Kutatap wajahnya kemudian ke bawah dan akhirnya keseluruh tubuhnya. Hm, manis juga gadis ini meski kulitnya sangat hitam, tapi bibir itu sangat sensual.

Tanpa kupersilahkan gadis itu langsung saja duduk di kursi kosong depan mejaku. Aku disodori buku-buku yang berisi contoh-contoh gambar dompet, sepatu, tas wanita dan pernik-pernik perhiasan lainnya.

Aku buka-buka buku itu, dan aku tertarik dengan sebuah dompet.

"Wah dompet ini bagus, berapa harganya?"

"Oo, kalau yang itu 250.000 Oom"

"Wah mahal buanget, ga bisa kurang"

"Itu kulit asli Oom".

"Kurangi harganya ya, atau....hm, di tambah bonus mik ya", entah kenapa tiba-tiba aku mengeluarkan kata-kata nakal seperti itu. Mik artinya kecupan di pipi (bisa juga cium bibir).

Kontan saja SPG yang masih ABG itu tersipu-sipu malu. Namun demikian membuat wajahnya makin menarik aja. Pipinya merah, matanya melirik penuh misteri.

"Gimana?" desakku.

"Beli dulu dompetnya Oom"

"Wah, itu artinya kalau dibeli jadi dapat bonus ITU ya" serangku.

Dia hanya tersenyum aja. "Ok. senyum berarti mau. Kalau gitu aku pesan dompet yang ini", kataku sambil menunjuk gambar dompet. Kemudian dia menulis di nota dan menyodorkan ke padaku.

"DP sepertiga harga dulu Oom!"

"Lho barangnya mana?"

"Barangnya lagi 2 hari Oom"

"Lho jadi kamu kesini ga bawa barang? hanya buku ini saja?"

"Ya Om"

Setelah aku bayar DP gadis itu pun menyerahkan faktur DP kepadaku, setelah itu dia pun pergi.

2 hari kemudian, sesuai janji dia datang ke kantorku membawa dompet pesananku. Sayang saat itu kantorku ramai buanget dengan klient-klient yang berurusan bisnis dengan kantorku.

"Ssst jadi ga bonusnya?" tanyaku. SPG itu hanya tersenyum.

"Tapi disini rame Oon" bisiknya. Horeeee, ini artinya dia mau (kalau tidak mau tentu dia akan ngloyor pergi dan tidak melayani kata-kata isengku. Ini pengalamanku dengan berbagai tipe dan karakter cewek).

"Begini saja, besok kamu kesini jam 3 sore ya. Besok jumat kantorku tutup jam 1 siang, mau ya. SSt tapi kamu jangan bawa teman", kataku. Karena aku lihat dia membawa teman SPG lain yang agak gendut.

"Tapi Oom..."

"Sudah, kalau mau aku akan pesan sepatu lagi ke kamu".

"Beli sepatu Oom? baik besok saya kesini jam 3 sore" katanya dengan senang.

Hari jumat sore sekitar jam 3 aku dengar sepeda motor Mio berhenti di depan kantorku. Ketika keluar, aku lihat si SPG itu berdiri di depan pintu kantorku. Kali ini penampilannya lebih modis dari pada pertemuan pertama. Rambutnya di urai agak basah. Wajahnya sungguh segar. T-Shirt merah jambon agak ketat dan pusernya kelihatnya. Pakai celana jean sebatas lutut.

"Sori Oom lama nunggu ya? tadi saya ke salon dulu O0m" katanya. Waw aku merasa tersanjung.

"Sini cepat!" kataku sambil menarik lengannya. Aku sudah nafsu buanget. Kuseret dia ke ruang tamu. Aku tutup dan kunci pintu. Begitu juga gordinnya aku tutup juga. Pak Waker sudah aku suruh pergi ke belakang. Saat ini semua karyawan sudah pulang. Jadi kantorku sangat sepi.

Begitu semua tertutup, aku peluk dia dan...cuuuup mulutnya aku serbu, aku kulum, aku isap...hmmm...lembutnya mulut ABG yang masih berumur 18 tahun (ini aku ketahui kemudian setelah aku minta KTPnya dan namanya Sisca Septiari).

Setelah berciuman, tanganku tak tinggal diam. Sambil menyeret tubuhnya rebah ke jok kursi tamu, tangannku terus meremas buah dadanya yang masih padat. Selanjutnya bergerilya sampai ke selangkangannya dan menyusup ke lobang vaginanya.

"Aaaahhh...sssshhhh....Ooomm...hhhh...aku...aku...sudah ga perawan lagi Oom!" bisiknya diantara desahannya. Rupanya sebelum aku bertanya dia sudah ngaku duluan. Ya jelas ga perawan, habis tiga jariku semua amblas masuk vaginanya. Kalau perawan, satu jari aja sudah agak sempit.

"Ga soal kok, Oom bukan orang fanatik dengan perawan, yang penting ada lobangnya".

"Ih Oom Nakal ah!"

Aku lucuti, pakaiannya semua setelah aku telanjangi diriku.

:Tapi Oom...jadi ga beli sepatu?"

"jadi !" teriakku. Uh ini anak apa ga tahu aku lagi nafsu buanget.

".....tapi yang begituan ga boleh Oom".

"Sudah...nih !" kubuka dompetku, aku sodorkan 6 lembar uang seratusan ribu.

"Ini ambil jangan cerewet...Oom sudah ga tahan!" bentakku. Aku kangkangkan pahanya. Wow, pepeknya meskipun hitam tapi belahannya merah merekah. Aku dekatkat bibirku ke belahan pepeknya dan.....wajahku terbenam disana. Aku dengar jeritannya sangat histeris buanget. Aku tidak perduli. Kumisku berlepotan lendir yang membanjir yang keluar dari lubang pepeknya.

"Oh Oom ampun Oom...ahhh...aduuuhhhh...geli Oom. Jangan siksa perasaan aku Oom", teriaknya.

Setelah puas dengan fore play seperti itu. Kontolku yang besar mengacung ini ku hujamkan ke lobang pepeknya....Jerooossss!

Selanjutnya aku pompa naik turun berirama. Berbagai posisi aku coba, gaya nungging, 69, gendong dan berbagai posisi yang belum pernah dialami si ABG SPG ini dengan pacarnya.

Setelah 30 menit, kami terkapar di ruang tamu kantorku bersimbah keringat.

"Gimana sayang? Puas ga?" tanyaku.

Dia tersipu malu.

"Pernah main dengan gaya-gaya yang kita coba tadi?" tanyaku.

"Ga Oom, pacarku kalau main langsung tembak aja!"

"Ha, kamu puas?"

"Ga pernah Oom"

"Kalau dengan Oom gimana?"

"Oom sungguh hebat !" pujinya.

Mulai saat itu aku selalu ngesex dengan SPG itu. Bahkan aku sering main di ruang-ruang kantorku, di atas meja teman, meja aku, bahkan yang paling kurang ajar ya di meja pak Meneger.

Aku selalu kenalkan dengan berbagai gaya baru. Seperti aku gendong dia keliling ruangan sementara tubuhnya bergelayut di pinggangku dan tangannya memeluk leherku, susunya nempel di dadaku yang berbulu lebat, sedangkan kontolku masuk ke lubang pepeknya. Wah pokonya asik deh. Tentu pengalaman tak terlupakan oleh SPG itu selama bercinta denganku.

Sampai aklhirnya pertengahan bulam Mei 2009 lalu dia tak lagi pernah mendatangiku. Aku sudah telepon ke HPnya, bahkan ke Kantornya, tapi tidak bisa dihubungi. Kantornya bilang si Sisca sudah berhenti bekerja disana. Oh suatu pengalaman yang asik dengan SPG ABG yang berkulit hitam manis. Sisca, dimanakah kamu sayang, Oom rindu buanget dengan kamu. Terutama sekali dengan pepekmu yang berlubang sempit dan pandai mengemot-ngemot rudal Oom. Sisca, Oom selalu menantimu.

GAIRAH NAKAL
















Oleh : NN




Namaku Sy. Saat ini aku bekerja di sebuah perusahan swasta di tempat kelahiranku yakni kota D. Aku memang asli penduduk Kota itu. Bahkan leluhurku adalah salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di kota ini pada masa lalu. Jadi aku adalah orang yang berdarah biru tapi kelakuanku sendiri seperti kolor ijo.


Aku adalah 4 bersaudara, 3 laki-laki dan hanya kakakku yang nomor 1 saja wanita. Sejak kecil (entah umur berapa, yang jelas kuingat sejak aku duduk di kls 1 SD) aku hidup berpisah dari ortuku. Aku tinggal dengan 2 orang bibiku (adik ayahku), bibi yang tua an sudah kawin sedangkan bibiku yang mudaan janda karena cerai dengan suaminya. Bersama kami juga ikut suami bibiku yang tuaan (masih ada hubungan keluarga). Aku tinggal dirumah milik keluarga besarku yang letaknya hanya kurang lebih 500 meter dari rumah tempat tinggal ortuku. Rumah ini adalah sebuah losmen tapi yang menempati adalah beberapa orang keluarga tentara.


Baiklah, biar tidak bertele-tele kumulai aja kisahku dari tempat ini. Di lingkungan losmen ini dimana keluarga tentara banyak anak-anak seusiaku. Ohya kejadiannya sekitar tahun 75 an saat itu usiaku sudah 13 tahun. Setiap hari setelah sekolah kami selalu bermain sebagaimana layaknya anak-anak. Saat itu permainan tentu tidak secanggih saat ini yang serba elektronik seperti Play Station (PS). Kita mainnya permainan tradisional seperti kelereng, petak umpet dsbnya. Kami berbaur bermain antara cewek dan cowok. Nah disinilah persoalannya. Aku masih ingat, seusia belia itu nafsu birahiku sudah menggebu-gebu. Aku selalu nafsu setiap melihat gadis terutama gadis seusiaku atau yang lebih muda. Nah saat main petak umpet dan saat sembunyi di semak-semak (saat itu masih banyak ada tegalan kosong yang banyak semaknya) bersama teman bermain putri, aku pergunakan kesempatan meraba-raba tubuhnya. Awalnya para gadis kecil itu berontak, tapi denganberbagai bujuk rayu akhirnya aku dapat juga membuka celana dalamnya dan meraba-raba kelaminnya dan buah dadanya yang baru sebesar buah jambu.


Pada suatu hari aku lihat Zuriah sedang berjalan sendirian. Zuriah adalah anak pemilik rumah makan padang yang juga kost di losmen keluargaku. Zuriah adalah gadis paling cantik dari seluruh penghuni losmen. Dia baru kelas 6 SD sedangkan aku kelas 1 SMP. Zuriah lebih muda setahun dari padaku. Aku hampiri dia dan bertanya, "Eh Zur kamu dari mana sih?"


"Aku disuruh beli bumbu oleh Ibu", jawabnya. Memang kulihat ada bungkusan di tangannya.


"Zur kamu mau ga ke kebun di belakan sana, sekarang banyak lho ada jambu", kataku sambil menunjuk kesebuah tegalan yakni sebuah kebun milik tetanggaku. Kulihat matanya bersinar, "Ah, jambu? Aku mau. Tunggu ya, aku bawa bumbu ini ke Ibu dulu", dia pun lari-lari kecil membawa bumbu pesanan Ibunya.


Sementara menunggu kedatangan Zuriah, dadaku berdebar-debar membayangan kenikmatan yang akan aku rasakan. Di otakku berputar berbagai akal dan rencana untuk mencabuli si Zuriah.


Tak lama kemudian Zuriah sudah muncul di depanku. Dia masih berpakaian seperti tadi. Pakaian atas pakai T-Shirt putih tipis sehingga bayang-bayang puting susunya kelihatan. Sedangkan bawahan pakai rok biru sebatas lutut. Hm, dengan pakai rok kayak begini rencanaku akan lebih lancar lagi.


"Hai kak jadi ga? Kok Bengong?" teriaknya membuyarkan lamunanku.


"Ohya tentu, ayo!" aku menarik tangannya menuju kebun.


"Nah, sekarang kamu yang manjat duluan".


"Tapi aku kan wanita, kamu aja kak aku nunggu dibawah".


"Nggak ah, kamu coba aja nanti tak gendong atau dorong dari bawah".


"Betul ya kamu mau mendorong".


"Ya !" Jawabku sambil berdebar-debar. Inilah rencana yang kuinginkan. Kemudian Zuriah menaikkan kaki sebelah kanannya ke batang pohon. Saat itulah aku berdiri di depannya. Begitu lugunya dia dan tanpa curiga melihat aku berdiri di depannya. Sedangkan mataku melotot melihat ke selangkangannya yang menganga. Terlihat CDnya agak terkuak, dari celah-celah CDnya yang agak longga aku dapat melihat belahan kelaminnya. Ah putuh bersih seperti kulitnya yang halus dan pada belahannya agak kemerah-merahan. Karuan saja nafsuku meledak sampai ke ubun-ubun.


"Lho kakak kok bengong? Jadi ga menumpu aku?" Protes Zur.


"Ooo ya ya", Aku buru-buru mendekatinya lalu telapak tangan kananku kuarahkan keselangkangannya dan jari telunjukku menyisip di sela-sela CDnya. Sementara tangan kiriku memeluk pinggangnya dengan erat. Kurasakan jariku terjepit diantara belahan daging lembut yang agak basah....


"Aw...aw...aaawwww.....hiiiihhh...hik...hik...hik...hik...aduh kak geliiiiii !", kudengar teriakkannya sambil tubuhnya mengelinjang-gelinjang.


Tubuh kami pun rebah ke semak-semak di bawah pohon jambu. Kami tak jadi memanjat pohon jambu. malah kini tubuhkami berhimpitan.


Tubuh Zuriah masih dalam pelukannku sedangkan jariku masih terjepit diantara belahan pepeknya yang lembut. Dengan nakal jari telunjukku kubenamkan semakin dalam. Aku temukan tonjolkan daging sebesar biji kacang hijau. Ku urut-urut dan kupelintir biji tersebut. Reaksi dari Zuriah tubuhnya makin menggelinjang dan dari mulutnya terdengar kikikan kegelian.


"Sssst...ahhhh....sssssshhhh...aadduh kak ssshhh geliiii...!"


"Diam Zur, enak kok" Jawabku.


"Tapi...tapi...gimana kalau ada yang lihat?"


"Jangan khawatir tempat ini sepi"


"Tapi aku takut".


"Taku apa?'


Zur tidak bisa menjawab, mungkin dia bingung. Dia tidak tahu, apa yang sedang dia alami. Ada rasa geli tapi juga rasa nikmat ketika kelaminnya aku obok-obok. Tubuhnya yang menggelinjang-gelinjang saking gelinya aku kunci dengan pelukan yang erat.


"Kak aku..., aku....mau pipis..." katanya dengan wajah merah agak malu-malu.


"Keluarin aja ga usah ditahan-tahan" bisikku ditelinga sambil menjilat daun telinga dan dilanjutkan dengan mengisap tenggkuknya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus sangat merangsang.


"Aaaaa...ka..kak...aaa...aaku..ahh!" terdengar jeritannya disertai tubuhnya mengejang. Aku rasakan jari telunjukku basah berlepotan lendir. Waktu itu aku tidak tahu apa nama cairan itu. Kini setelah dewasa aku baru tahu apa nama cairan itu.


Tubuh Zuriah lemas setelah mengalami orgasme. Ini adalah orgasme pertama yang dia alami semenjak dia jadi manusia.


"Zur, kamu jangan bilang-bilang sama siapa pun ya apa yang sudah kita lakukan disini. Terutama sekali jangan bilang dengan Bapak Ibumu, mau?"


"Ya kak, aku...aku...malu!" katanya tersipu-sipu. Wajahnya sangat cantik waktu bilang begitu, apalagi disertai senyum malu-malu. Aku gemas melihatnya dan........"Cuuuup...mmmmhhhh....mmmm!" kucium bibirnya yang manis dan sangat indah itu. Lama-lama dia membalas. Kami pun saling pagut. Secara alami dan naluriah tanpa ada yang mengajari, lidah kami pun saling belit ah indahnya.


Ah sungguh pengalaman yang sangat indah dan menyenangkan. Aku lihat CD si Zur basah kuyup ternoda lendir.


"Eh Zur entar kamu cuci celana dalam kamu ya, tapi nyucinya sembunyi-sembunyi jangan sampai katahuan Bapak Ibumu".


"Ya kak" katanya lugu.


"Ingat ya, jangan se kali-kali bilang sama siapa pun apa yang sudah kita lakukan di kebun ini".


"Ya kak"


"Janji !"


"Janji !"


Sejak kejadian itu, aku dan Zuriah sering melakukan perbuatan terlarang itu secara sembunyi-sembunyi. Kami lakukan di kebun tetangga, di gudang belakang losmen, juga pernah di bak truk tentara yang sedang parkir di halaman rumah (waktu malam hari jam 20.00 wita).


Kami sebatas main luar yang zaman sekarang disebut ML. Burungku tak sampai penetrasi ke vaginanya si Zuriah. Aku suka jilati pepek dia, menggit kelentit dia sampai menjerit dan dia orgasme. Burungku pun sering di isap dan dikulum oleh mulut dengan bibirnya yang indah.


Perbuatan ini kami lakukan hampir 2 tahun tanpa pernah kentara sekalipun. Barulah berakhir ketika keluarga Zuriah pindah kost dari losmen keluargaku. Mereka pulang kampung ke Sumatera Barat sana. Zuriah oh Zuriah gadis minang yang cantik jelita.


Demikian sedikit pengalamanku bernafsu birahi ria. Sejak SD sampai sekarang sudah berumah tangga, nafsu sex ku tak juga surut-surut bahkan makin menjadi-jadi aja. Sudah banyak pengalaman nge-sex dengan gadis-gadis, janda-janda, istri teman, istri orang, gadis nakal. Pokoknya asal wanita yang masih punya kelamin, aku buru sampai dapat dan tiduri.


Baiklah para pembaca, kisah ini hanyalah sebagian kecil dari kisah nyata perjalanan hidupku dalam dunia perkelaminan. Lain kali kalau ada waktu, akan aku tuliskan bagaimana pengalamanku selingkuh dengan teman kantorku, pacar temanku, istri temanku dll. Tunggu saja serial kisah sex ku yang seru. Dijamin dapat memuaskan para pembaca penggemar kisah-kisah panas. Sampai jumpa.